Sebenarnya Manusia adalah Makhluk Egois

SIFAT EGO
Dalam berinteraksi dengan orang lain, di sekitar kita banyak terdapat beraneka ragam type, karakter, kepribadian manusia yang memberikan warna tersendiri dalam kehidupan ini. Ketika berinteraksi itu tak jarang terjadi gesekan yang bisa membuat salah satu atau semua pihak merasa tersakiti. Efeknya dapat menimbulkan rasa kecewa, kesal dan marah. Hal ini mungkin disebabkan karena ucapan, tulisan atau perbuatan kita yang bagi orang lain serasa telah menyinggung.

Pada saat seseorang merasa tersakiti atau kecewa, bisa saja seketika itu juga dia bisa memaafkan orang yang menyakitinya, namun belum tentu dia bisa melupakan (secara langsung) kejadian itu. Seperti kata petuah bijak, "Berbuat kebaikan itu bagaikan guyuran hujan disaat kemarau, segarnya bisa dirasakan oleh semua orang. Namun berbuat keburukan ibarat menancapkan paku pada sebuah kayu, andai sudah dicabut pakunya tapi bekasnya akan selalu ada."

Pada dasarnya manusia itu merupakan makhluk yang egois. Ini sudah dijelaskan oleh berbagai ilmu pengetahuan, yang antara lain:


  1. Berdasarkan ilmu Perkembangan, sifat egois sudah ada dari kita masih balita yaitu egocentrism. Egocentrism adalah tingkah laku anak yang tidak dapat menempatkan dirinya di posisi orang lain. Misalnya: Ingin selalu diperhatikan, pendapatnya harus bisa diterima, mengharap orang lain memahami dirinya padahal dirinya tidak pernah mau memahami orang lain.

  2. Berdasarkan ilmu Antropologi, setiap manusia memang bersifat antroposentris, yakni melakukan sesuatu yang didasarkan pada kepentingan dirinya. Misalnya: Orang melakukan sesuatu karena ingin memenuhi kebutuhan dan memuaskan diri dengan apa yang disukai. Dia berhubungan dengan orang lain untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginannya. Manusia disebut makhluk sosial adalah karena sama-sama tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi membutuhkan orang lain.

  3. Menurut Sigmund Freud manusia memiliki struktur kepribadian yang dibagi menjadi tiga (3), yaitu id, ego, dan superego.
    • Id adalah keinginan paling liar yang dimiliki setiap orang (makan, minum, sex).
    • Superego adalah norma-norma di luar diri kita.
    • Ego adalah diri kita yang bersifat memutuskan, apakah kita lebih memilih id atau ego dan bagaimana id bisa terpuaskan dengan tetap memperhitungkan superego.
    Ketika seseorang terlalu mementingkan id-nya, maka orang tersebut menjadi orang yg menghalalkan segala cara demi memenuhi kebutuhannya. Frued menyebut orang seperti ini sebagai idish (mementingkan id-nya) dan kita biasa menyebutnya egois.

Sifat egois ada yang positif dan ada juga yang negatif. Beberapa contoh sifat egois yang positif dan negatif seperti dibawah ini:

Sifat Egois yang Positif
  • Terlalu ingin melindungi orang yang penting didalam hidup kita demi keselamatannya.
  • Suka mengatur untuk kebaikan.
  • Tidak suka melihat hal-hal yang tidak baik.
  • Selalu berusaha dan pantang menyerah walaupun sering mengalami kegagalan.
  • Membantah untuk sesuatu yang tidak baik dan berdampak buruk.

Sifat Egois yang Negatif
  • Merasa diri selalu benar dan hebat.
  • Suka membantah bila dinasehati yang baik.
  • Gaya hidup yang terlalu bebas tanpa aturan dan orang lain tidak berhak melarang.
  • Memuaskan diri sendiri dengan merugikan orang lain.
  • Tidak perduli dengan orang-orang dan lingkungan disekelilingnya.

Sifat egois yang positif akan memberikan dampak keselamatan, kesuksesan, kasih sayang, kepedulian terhadap orang lain dan kepekaan dengan lingkungan. Sementara sifat egois yang negatif akan memberikan dampak musibah, bencana, permusuhan, pertengkaran, kriminalitas, dan pasti akan ditinggalkan oleh orang-orang terdekat serta lingkungan.

Sebagai insan yang memiliki kebebasan, kita berhak untuk memilih. Apakah ingin dikendalikan oleh ego kita? Ataukah akan menjadi pengendali dari ego kita sendiri? Tentunya semua akan ada dampak tersendiri yang akan kita rasakan. Jika bisa menjadi raja atas ego sendiri, mengapa harus menjadi budak? Pilihan... ada di tangan kita...

Sumber :  http://arie5758.blogspot.co.id/2012/01/pada-dasarnya-manusia-adalah-makhluk.html#axzz4NzbbY3KT

Cara membantu dan menolong Orang yang tidak mampu

Di sekitar kita ada banyak orang yang hidup dengan ekonomi di bawah rata-rata. Untuk mencukupi kebutuhan pokok saja sulit, apalagi untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Orang-orang yang tidak mampu seperti fakir, miskin dan anak terlantar memang seharusnya dipelihara oleh negara berdasarkan undang-undang dasar negara kita, namun mungkin karena keterbatasan anggaran, maka orang-orang yang kesulitan secara finansial tersebut harus memelihara dirinya sendiri.

Apabila kita ingin membantu atau menolong orang yang kesulitan secara ekonomi, baik itu fakir, miskin, anak yatim, jompo/lansia, penyandang cacat, dan lain sebagainya, kita harus melakukannya dengan cara yang baik dan mendidik. Walaupun memberi uang kontan kepada orang yang membutuhkan memang tidak ada salahnya, namun akan lebih baik lagi jika kita memberinya sesuatu yang berguna agar bisa berubah menjadi lebih baik. Ibarat kata kita lebih baik berikan dia pancing daripada memberi ikan, supaya bisa mencari ikan sendiri untuk kebutuhannya sehari-hari.

Berikut ini adalah cara yang baik dan benar yang bisa kita lakukan untuk menolong fakir miskin yang tidak mampu secara ekonomi :

1. Berikan Pekerjaan yang Layak

Jika kita ahli di bidang usaha, jadilah pembimbing sekaligus pemodal bagi orang yang menganggur serta orang yang serba kekurangan walaupun sudah bekerja keras. Berikan mereka pekerjaan ataupun modal untuk mengembangkan usaha yang telah dimilikinya. Jangan kemudian dilepas begitu saja, namun terus menerus dikontrol dan dibimbing agar usahanya bisa terus maju.

2. Ajarkan Keterampilan yang Bermanfaat

Apabila orang yang hendak kita bantu memiliki kemampuan untuk belajar, maka janganlah kita pelit untuk berbagi ilmu kita kepadanya. Ajarkan mereka suatu ilmu maupun ketrampilan yang bisa bermanfaat untuk mendapatkan penghasilan besar sehingga bisa mandiri di masa depan. Jika perlu kita bayari mereka untuk kursus atau sekolah yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

3. Bimbing dan Biayai Sekolah Anak-Anaknya

Jika orang yang akan kita bantu sulit untuk belajar dan bekerja mengikuti arahan yang kita berikan, maka sebaiknya kita fokuskan bantuan kita dengan memperbaiki generasi mudanya baik itu adiknya, anaknya, cucunya, dan lain-lain. Jadikan generasi yang muda-muda sebagai anak asuh kita agar bisa kita arahkan untuk menjadi orang yang berkualitas yang mandiri. Kita biayai pendidikan anak-anaknya serta kita beri bimbingan terbaik agar kelak bisa meningkatkan taraf hidup keluarganya serta membantu orang lain yang butuh bantuan.

4. Membantu yang Bersifat Mendesak

Jangan membantu dengan sesuatu yang justru akan membuat orang yang kita tolong/bantu menjadi malas untuk bekerja dengan baik. Bantulah seperlunya saja dan hentikan bantuan ketika sudah mulai terlihat normal kembali agar bisa bangkit sendiri menghadapi masalah hidupnya. Contohnya seperti membayari biaya berobat, membayari biaya sekolah yang sudah menunggak, memberi makan orang yang kelaparan, membantu biaya renovasi rumah sederhana orang tak mampu, membayari uang kontrakan rumah orang miskin yang terancam diusir pemiliknya, dan lain-lain.

5. Menanggung Biaya Hidup Secara Penuh

Untuk fakir miskin yang sudah tua renta, yang sakit-sakitan, yang menyandang cacat, dan lain sebagainya yang sulit untuk bekerja mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, maka yang bisa kita lakukan adalah menolong mereka secara penuh. Bantulah mulai dari sandang, pangan, papan dan berbagai kebutuhan penunjang lainnya. Sebagai sesama manusia memang sudah sepantasnya kita untuk saling tolong-menolong.

Janganlah kita mengharapkan balasan kebaikan di dunia, namun lakukanlah kebaikan untuk mendapatkan ridho Tuhan yang Maha Esa. Tidak akan ada yang sia-sia dalam membantu orang lain yang sedang kesulitan. Semakin banyak kita berbuat baik dan menolong orang secara ikhlas, maka orang lain pun akan dengan senang hati membantu kita di saat kita ada masalah. Percuma kita menimbun harta setinggi langit, karena toh sudah pasti tidak akan kita bawa mati.

Sumber :  http://www.organisasi.org/1970/01/cara-yang-baik-dan-benar-menolong-membantu-orang-miskin-fakir-tidak-mampu.html

Cara mengurangi rasa sedih dan Kehilangan

Pada saat Anda kehilangan seseorang atau sesuatu yang sangat berharga bagi Anda, rasa sedih yang Anda alami bisa sangat mendalam. Kesedihan, kenangan pahit, dan berbagai pertanyaan yang tidak terjawab bisa terus menghantui Anda. Mungkin Anda bahkan merasa tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi-tidak pernah bisa tertawa atau merasa utuh lagi. Percayalah pada diri sendiri - meskipun tidak ada cara berduka tanpa merasa sedih, ada cara mengatasi kesedihan yang konstruktif yang bisa membantu Anda untuk melangkah ke depan. Jangan bertahan dalam kehidupan yang tidak membahagiakan-berusahalah mengatasi kehilangan yang Anda alami dan, lambat tetapi pasti, Anda akan merasa lebih baik.

Metode 1 dari 2: Mengatasi Kesedihan


  1. Hadapilah rasa kehilangan. Setelah mengalami kehilangan yang mendalam, kita kadang-kadang ingin melakukan sesuatu-apa saja-untuk menghilangkan kesedihan. Melakukan kebiasaan yang merugikan seperti pemakaian obat-obatan, merusak diri dengan minum alkohol, tidur berlebihan, memakai internet terus menerus, atau melakukan pergaulan bebas akan mengancam kesejahteraan hidup Anda sendiri dan membuat Anda rentan terhadap kecanduan dan merasa sedih berkepanjangan. Anda tidak akan pernah benar-benar bisa pulih sampai Anda berani menghadapi rasa kehilangan ini. Mengabaikan kesedihan yang disebabkan oleh rasa kehilangan atau menenangkan diri dengan mengalihkan perhatian hanya akan mempertahankan keadaan-tidak peduli seberapa cepatnya Anda melarikan diri, pada akhirnya, kesedihan akan menguasai Anda lagi. Hadapilah kehilangan yang Anda alami. Biarkan saja jika Anda ingin menangis atau bersedih dengan cara lain yang terasa wajar. Anda baru bisa mengatasi kesedihan setelah Anda terlebih dahulu mengakui bahwa Anda memang sedang merasa sedih.
    • Jika rasa kehilangan masih segar dalam ingatan Anda, kesedihan yang Anda rasakan layak mendapat perhatian penuh dari Anda. Namun Anda harus membuat batasan agar tidak sedih berkepanjangan. Berikan diri Anda batas waktu tertentu-mungkin beberapa hari sampai satu minggu-untuk benar-benar merasa sedih. Tetapi berlama-lama larut dalam kesedihan pada akhirnya akan membuat Anda terjebak dalam rasa kehilangan, tidak berdaya karena terus mengasihani diri sendiri dan tidak mampu melangkah ke depan.

  2. Lepaskan kesedihan Anda. Biarkan air mata mengalir. Jangan pernah takut menangis, bahkan jika menangis bukanlah kebiasaan Anda. Sadarilah bahwa tidak ada cara yang benar atau salah untuk merasa sedih atau mengungkapkannya. Yang penting Anda mengenali kesedihan ini dan berusaha mengatasinya. Anda bebas menentukan bagaimana Anda ingin melakukannya dan cara setiap orang tentunya akan berbeda satu sama lain.
    • Temukan cara untuk menyalurkan kesedihan Anda. Jika Anda merasa perlu melakukan aktivitas tertentu pada saat Anda merasa sedih, lakukan saja (asalkan kegiatan ini tidak sampai menyakiti diri Anda sendiri atau orang lain.) Menangis, meninju bantal, berlari jarak jauh, melempar barang-barang ke luar, mengemudikan kendaraan ke tempat yang jauh, berteriak sekeras-kerasnya di dalam hutan atau tempat lain di mana Anda bisa menyendiri, dan mengguratkan lagi kenangan Anda adalah beberapa cara yang bagi orang-orang tertentu bisa menjadi saluran bagi kesedihan mereka. Semua cara tersebut sama baiknya.
    • Hindari hal-hal yang bisa membahayakan diri Anda sendiri atau orang lain. Kehilangan tidak harus menimbulkan bahaya atau membuat keadaan menjadi lebih buruk. Kehilangan adalah waktu untuk belajar bagaimana cara menggunakan kekuatan emosi di dalam diri Anda dan belajar untuk mengatasi kesedihan.

  3. Bagikan perasaan Anda dengan orang lain. Akan sangat baik jika Anda mencari orang-orang yang mau memperhatikan Anda pada saat Anda sedang menderita. Jika Anda tidak bisa menemukan seorang teman, andalkan seseorang yang bisa berbagi kasih atau seorang imam, konselor, atau terapis. Bahkan jika Anda sedang merasa kacau, bingung dan tidak menentu, berbicara kepada seseorang yang Anda percayai adalah sebuah cara agar Anda bisa membuang semua kesedihan yang Anda rasakan dari dalam diri Anda. Lihatlah pembicaraan ini sebagai bentuk dari "penataan" emosi Anda-pikiran Anda tidak harus sejalan atau memberikan alasan. Perasaan Anda hanya perlu diungkapkan.
    • Jika Anda khawatir orang yang mendengarkan Anda mungkin akan menjadi bingung atau kecewa dengan apa yang ingin Anda katakan, sebaiknya Anda berikan sedikit penjelasan di awal untuk meredakan kekhawatiran Anda. Biarkan mereka mengerti bahwa Anda sedang merasa sedih, kecewa, bingung, dan sebagainya, dan walaupun kata-kata yang Anda ucapkan mungkin tidak masuk akal, Anda menghargai adanya seseorang yang bersedia menjadi pendengar. Seorang teman atau pendukung yang peduli tentunya tidak akan merasa keberatan.

  4. Jauhkan diri Anda dari orang-orang yang tidak bisa mengasihi orang lain. Sayangnya, tidak setiap orang yang Anda ajak bicara pada saat Anda sedang berduka adalah orang yang bersedia menolong Anda. Abaikan saja orang-orang yang mengatakan seperti "berusahalah mengatasinya", "jangan terlalu sensitif", "Saya bisa mengatasinya dengan cepat waktu hal itu terjadi pada saya", dan sebagainya. Mereka tidak tahu bagaimana perasaan Anda, sehingga tidak peduli lagi jika tanggapan mereka ternyata hanya meremehkan orang lain. Katakan kepada mereka "Anda tidak perlu lagi berada di dekat saya selama saya berusaha mengatasi semua masalah ini jika Anda keberatan untuk ikut menanggungnya. Tetapi saya harus menyelesaikan masalah ini, tidak peduli apa pun perasaan Anda, jadi biarkan saja saya mengatasinya sendiri."
    • Orang-orang yang meremehkan kesedihan Anda mungkin saja teman-teman yang mempunyai niat baik (tetapi salah arah). Hubungi lagi mereka jika Anda sudah merasa lebih kuat. Untuk saat ini, jauhkan diri Anda dari ketidaksabaran mereka-Anda tidak bisa memaksakan pemulihan emosi.

  5. Jangan menyesal. Setelah Anda kehilangan seseorang, Anda mungkin merasa bersalah. Anda mungkin mempunyai pikiran seperti, "Seandainya saja saya sempat mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya," atau "Saya berharap masih bisa memperlakukannya lebih baik." Jangan biarkan diri Anda termakan oleh perasaan bersalah. Anda tidak bisa mengubah masa lalu dengan terus menerus menyesalinya. Bukan salah Anda jika Anda harus kehilangan orang yang Anda cintai. Daripada terus mempersoalkan apa yang sebenarnya bisa Anda lakukan atau seharusnya sudah Anda lakukan, fokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan-kendalikan emosi Anda dan terus melangkah ke depan.
    • Jika Anda merasa bersalah setelah mengalami kehilangan, bicaralah kepada orang lain yang mengenal orang yang Anda cintai atau binatang kesayangan Anda. Mereka tentunya bisa membantu Anda meyakinkan diri Anda bahwa kehilangan ini bukanlah karena kesalahan Anda.

  6. Simpanlah benda-benda yang bisa mengingatkan Anda pada orang yang Anda cintai. Anda tidak harus selalu mengingat seseorang atau binatang kesayangan Anda hanya karena mereka sudah tiada. Mungkin akan membantu jika Anda mengerti bahwa sekalipun orang atau binatang kesayangan Anda sudah tidak ada lagi di sini, persahabatan, cinta dan ikatan pribadi yang Anda miliki dengan mereka akan selalu ada. Tidak ada seorang pun yang bisa mengambilnya dari Anda, dan hubungan yang Anda miliki dengan mereka akan selalu menjadi bagian dari diri Anda. Adanya kenang-kenangan layak untuk disimpan agar bisa mengingatkan Anda tentang semangat Anda sendiri, tentang ketekunan dan kemampuan Anda untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
    • Simpanlah kenang-kenangan yang mengingatkan Anda kepada orang atau binatang kesayangan Anda di suatu tempat yang tidak terlihat. Keluarkan lagi jika Anda membutuhkan pengingat yang berwujud untuk mengingatkan Anda pada kisah masa lalu Anda. Membiarkan kenang-kenangan ini di tempat yang terbuka bukanlah gagasan yang baik. Adanya barang-barang yang setiap saat mengingatkan Anda pada seseorang yang sudah tiada akan membuat Anda semakin sulit untuk melanjutkan lagi kehidupan Anda.

  7. Carilah pertolongan. Di dalam masyarakat kita, ada pandangan salah yang sangat membahayakan yang ditujukan kepada orang-orang yang mencari pertolongan untuk mengatasi masalah emosi mereka. Menemui seorang terapis atau konselor tidak akan menjadikan Anda orang yang lemah atau menyedihkan. Ini sebenarnya merupakan tanda dari adanya kekuatan. Dengan mencari pertolongan yang Anda butuhkan, Anda memperlihatkan keinginan yang patut dikagumi untuk melangkah ke depan dan mengatasi kesedihan Anda. Jangan ragu untuk menjadwalkan perjanjian dengan seorang yang profesional-pada tahun 2004, lebih dari seperempat dari orang dewasa di Amerika pernah menemui terapis dalam dua tahun terakhir ini.[1]

Metode 2 dari 2: Berusaha Meraih Kebahagiaan


  1. Alihkan perhatian dari kesedihan. Cobalah mengingat saat-saat menyenangkan dan kenangan yang paling indah yang pernah Anda alami dengan orang atau binatang kesayangan Anda yang telah tiada. Perhatian Anda pada pikiran-pikiran negatif atau kekecewaan tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Ini hanya akan membuat Anda merasa lebih buruk. Yakinlah bahwa tidak ada seorang pun yang pernah memberikan Anda kebahagiaan akan menginginkan Anda terus menerus larut dalam kesedihan. Cobalah mengingat lagi hal-hal seperti cara orang ini berbicara, kelakuan uniknya, saat-saat Anda berdua tertawa bersama dan hal-hal yang pernah diajarkan kepada Anda tentang kehidupan dan diri Anda sendiri.
    • Jika Anda pernah kehilangan hewan kesayangan, ingatlah saat-saat indah yang Anda alami bersama, kehidupan yang menyenangkan yang Anda berikan kepadanya, dan sifat-sifat khusus yang dimilikinya.
    • Setiap kali Anda merasa tergoda untuk merasa makin sedih, marah, atau mengasihani diri sendiri, ambillah catatan harian Anda dan tuliskan hal-hal baik yang bisa Anda ingat tentang orang atau binatang kesayangan Anda yang telah tiada. Pada saat sedih, Anda bisa membaca catatan ini sebagai pengingat tentang kebahagiaan yang pernah Anda alami.

  2. Alihkan perhatian Anda. Dengan membuat diri Anda selalu sibuk dan melakukan kegiatan yang membutuhkan perhatian penuh, Anda akan menghentikan diri Anda dari kebiasaan terus menerus memikirkan kehilangan. Cara ini juga akan memberikan kesempatan sehingga Anda bisa menyadari bahwa masih ada hal-hal baik dalam kehidupan Anda.
    • Meskipun bekerja atau belajar bisa memberikan kelegaan dari pikiran-pikiran tentang kehilangan yang terus menerus, jangan hanya mengandalkan pada rutinitas Anda untuk mengalihkan perhatian Anda sebab Anda akan merasa yang ada hanyalah pekerjaan dan kesedihan dan tidak ada yang lainnya. Perkenalkan lagi diri Anda dengan pencarian kebahagiaan dengan melakukan kegiatan yang bisa memberikan Anda kedamaian. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, seperti berkebun, memasak, memancing, mendengarkan musik kesukaan Anda, berjalan kaki, menggambar, melukis, menulis, dan sebagainya. Pilihlah apa saja yang bisa membuat Anda merasa tenang dan memberikan rasa mencapai keberhasilan yang menggembirakan (yang tidak selalu bisa dialami dengan melakukan pekerjaan sehari-hari atau dengan belajar).
    • Cobalah melibatkan diri dalam pekerjaan sosial. Alihkan perhatian Anda dari masalah Anda sendiri kepada masalah orang lain. Anda bisa mempertimbangkan untuk menjadi relawan. Jika Anda suka bermain dengan anak-anak yang masih kecil, menolong mereka sambil melihat spontanitas dan tawa mereka akan bisa meringankan beban pikiran Anda.

  3. Temukan kesenangan dari hari-hari yang indah. Gejala yang umum dari kesedihan adalah tinggal di rumah dan mengabaikan kehidupan Anda di luar. Jika Anda sudah bisa meninggalkan kesedihan Anda sebagai masa lalu Anda, gunakan kesempatan untuk menikmati hari-hari yang cerah. Sempatkan untuk berjalan kaki, merenung dan sekedar mengamati keindahan alam di sekeliling Anda. Jangan berusaha mengejar perasaan tertentu-biarkan kehangatan sinar matahari membasuh tubuh Anda dan suara-suara alam mengalir melalui diri Anda. Kagumi keindahan dari pohon-pohon dan arsitektur yang Anda lihat. Biarkan hiruk pikuknya kehidupan ini mengingatkan Anda bahwa dunia ini indah. Hidup akan terus berjalan-Anda layak menjadi bagian darinya dan pada akhirnya bergabung kembali dalam rutinitas sehari-hari.
    • Ada beberapa bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sinar matahari bermanfaat sebagai anti depresi yang alami. [2] Pergi ke luar rumah bisa membantu Anda menghilangkan ketakutan.

  4. Miliki lagi gambaran dari apa yang membuat Anda merasa kehilangan. Jika Anda kehilangan seseorang, sayangnya Anda tidak akan pernah bisa menikmati kehadirannya lagi secara fisik. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa orang atau hewan kesayangan Anda yang sudah tiada sama sekali tidak ada di dunia ini sebagai sebuah gambaran atau simbol. Ketahuilah bahwa orang atau hewan kesayangan Anda yang sudah tiada tetap hidup di dalam pikiran, ucapan, dan tindakan Anda. Pada saat kita mengatakan, melakukan, atau memikirkan sesuatu yang dipengaruhi oleh seseorang yang sudah tiada, dia tetap hidup.
    • Ada agama-agama tertentu yang mengajarkan bahwa jiwa atau inti dari seseorang tetap ada setelah tubuh fisiknya meninggal. Agama-agama lainnya mengajarkan bahwa inti dari seseorang akan diubah menjadi bentuk yang lain atau dikirimkan lagi ke bumi. Jika Anda adalah seorang yang religius, Anda bisa merasa terhibur dengan adanya kenyataan bahwa orang yang sudah meninggalkan Anda masih ada dalam pengertian spiritual.

  5. Sediakan waktu untuk berkumpul dengan orang-orang yang baik. Memang akan terasa sulit untuk memotivasi diri sendiri agar Anda bisa ke luar rumah dan menghabiskan waktu dengan teman-teman Anda setelah Anda mengalami kehilangan. Namun jika Anda bisa melakukannya, Anda bisa merasakan adanya perbaikan dalam suasana hati Anda. Ada baiknya Anda mencari teman-teman yang bisa memahami kondisi emosi Anda bahkan jika Anda belum pulih 100%. Temukan teman-teman atau kenalan yang menyenangkan, tetapi baik hati dan sensitif. Mereka akan membantu Anda kembali kepada peran sosial Anda seperti biasa, yang pada gilirannya akan membantu Anda tetap mempunyai kegiatan setelah Anda kembali pulih dari kesedihan.
    • Acara kumpul-kumpul yang pertama setelah mengalami kehilangan yang berat bisa terasa agak tidak nyaman atau canggung karena teman-teman Anda mungkin khawatir dengan cara untuk mulai membicarakan hal ini. Jangan biarkan keadaan ini membuat Anda kecewa-Anda harus kembali lagi masuk ke dalam kehidupan sosial Anda yang normal pada suatu saat. Bertahanlah - meskipun ini bisa membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sampai segalanya terlihat sepenuhnya "normal" kembali, mengisi waktu dengan teman-teman yang baik akan selalu menjadi gagasan yang tepat.

  6. Jangan berpura-pura bahagia. Setelah Anda kembali masuk ke dalam rutinitas Anda yang normal, Anda mungkin merasa bahwa karier atau situasi sosial tertentu menuntut Anda agar menjadi seseorang yang lebih bahagia daripada diri Anda yang sebenarnya. Sementara Anda harus berusaha untuk tidak lagi membiarkan diri Anda larut dalam kesedihan, Anda juga harus berusaha untuk tidak "memaksakan" kebahagiaan Anda sendiri. Kebahagiaan yang "dipaksakan" akan terasa tidak menyenangkan-akan sangat membebani jika Anda harus tersenyum pada saat Anda sebenarnya tidak mau tersenyum. Jangan menganggap kebahagiaan sebagai pekerjaan rumah! Baik-baik saja jika Anda harus terlihat dan bertindak dengan serius dalam kehidupan sosial dan pekerjaan Anda, selama Anda tidak melakukan apa pun yang bisa menghalangi kebahagiaan orang lain. Simpanlah senyum Anda sampai Anda merasakan kebahagiaan yang asli-senyum ini pasti akan jauh lebih manis.

  7. Biarkan waktu yang menyembuhkan. Waktu akan menyembuhkan semua luka. Pemulihan emosi Anda mungkin akan membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun-tetapi tidak apa-apa. Dalam perjalanan waktu ini, pada akhirnya Anda akan bisa lebih menghormati orang yang sudah meninggalkan Anda melalui tekad yang diperbaharui untuk menikmati kehidupan Anda sepenuhnya.
    • Jangan khawatir-Anda tidak akan pernah bisa melupakan mereka yang Anda cintai. Anda juga tidak akan salah menempatkan kekuatan di dalam diri Anda yang sudah mengarahkan Anda untuk mencari tujuan atau keberhasilan Anda yang sempat hilang. Apa yang mungkin berubah adalah cara Anda memandang hidup Anda mulai saat ini-mungkin ada fokus yang lebih tajam, pemahaman baru tentang nilai atau cara pandang yang sepenuhnya berubah tentang aspek-aspek tertentu dari kehidupan Anda. Namun kemajuan ini tidak akan bisa terjadi, jika Anda tidak memberikan waktu bagi diri Anda untuk sembuh.
    • Sementara Anda harus memberikan waktu yang cukup bagi diri Anda untuk sembuh, pada saat yang bersamaan, Anda harus ingat bahwa hidup Anda berharga dan Anda bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik dalam mengisi waktu Anda pada saat ini. Tujuan hidup Anda adalah untuk merasa bahagia, bukannya bersedih. Jangan tergesa-gesa menghilangkan kesedihan, tetapi jangan merasa puas dengan pemulihan sebagian. Jadikan perjalanan pemulihan Anda sebuah perbaikan yang bertahap. Anda berutang untuk melakukannya bagi diri Anda sendiri - tetaplah melangkah ke depan, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.

  8. Jangan meragukan kebahagiaan Anda. Jangan merasa buruk karena merasa baik! Tidak ada waktu yang pasti untuk pemulihan dari rasa kehilangan. Jika Anda sudah mendapatkan kembali kebahagiaan Anda lebih cepat daripada lebih lambat, jangan merasa bersalah karena "tidak cukup bersedih." Jika Anda merasa sepertinya Anda sudah pulih dari rasa kehilangan, Anda mungkin memang sudah pulih. Jangan menentukan batasan waktu untuk berduka, tetapi jangan menunda kebahagiaan Anda. Jangan pernah memaksakan diri menjadi lebih sedih daripada yang Anda butuhkan.

    Sumber : http://id.wikihow.com/Mengatasi-Rasa-Kehilangan-dan-Kesedihan

Cara menghadapi teman yang sedang marah

Setiap orang pasti pernah mengalami konflik dengan orang-orang sekitarnya. Pertanyaannya bagaimana cara mengatasi masalah agar anda tetap bisa mempertahankan hak anda tanpa menciptakan suatu permasalahan baru? Berikut adalah tips untuk mengatasi konflik ala pickthebrain.com

1. Tetap kalem
Jika ada orang berteriak-teriak karena marah kepada anda, cobalah untuk tenang dan diam. Biasanya orang yang sedang marah tidak ingin mendapatkan tanggapan dari anda. Jika anda membalas maka tanggapan anda tersebut tidak akan didengar. Jadi anda akan rugi dua kali yang pertama emosi anda meledak dan energi anda habis dan yang kedua tanggapan anda tidak didengarkan.

2. Biarkan orang lain untuk berbicara terlebih dahulu
Orang yang sedang marah akan letih cepat atau lambat, itulah tujuan mereka yaitu ingin didengarkan dan supaya mereka dianggap penting oleh orang yang dimarahi. Maka biarkan orang tersebut marah dan meluapkan perasaannya.

3. Tempatkan diri anda di pikiran orang yang marah
Berusahalah untuk berpikiran positif dan tempatkanlah diri anda di keadaan orang yang marah. Mungkin orang yang marah memang sedang berada di keadaan yang sulit sehingga tekanan ini yang membuatnya marah. Dengan berpikiran seperti ini, anda tidak terpancing emosi dan bisa lebih tenang.
4. Tenangkan orang yang marah

Anda bisa menggunakan kata-kata “ya, saya mengerti yang anda maksud” atau  “ya, saya akan berusaha lebih baik lagi”. Kata-kata ini menunjukkan bahwa anda mendengarkan keluhannya. Dengan menggunakan kata-kata yang menyetujui keadaannya, ada mulai memecah kemarahannya sehingga kemarahan bisa cepat reda. Jika keadaan sudah tenang, anda bisa kembali membahas ini dengan  pikiran yang lebih tenang.
5. Jika keadaan memburuk maka tinggalkan

Jika keadaan semakin memburuk dan membahayakan anda, maka lebih baik anda meninggalkan ruangan tersebut dan katakan kepada orang yang marah “saya tahu anda sedang marah, dan anda tidak bermaksud untuk mengatakan apa yang anda katakan, karena itu saya akan biarkan anda untuk bertenang sebentar dan kita bisa membicarakan hal ini nanti”. Kemudian anda bisa meninggalkan ruangan. Jangan meninggalkan ruangan tanpa berpesan sedikitpun dengan orang yang marah.
6. Jika anda salah, maka akuilah dan bertanggung jawablah

Jangan malu untuk mengakui kesalahan anda. Anda bisa mengatakan “anda benar, saya salah, saya akan memperbaikinya”. Bahkan jika anda tidak salah, nada bisa mengatakan “saya mungkin salah, coba kita lihat ini bersama-sama”. Kata-kata ini adalah kata-kata mujarab dan sangat sulit untuk berdebat lagi dengan orang yang sudah mengatakan ini.
Bekerjasama dengan orang yang pemarah memang tidaklah gampang. Tapi kita akan menjadi orang yang lebih kalah jika kita ikut terpancing marah. Kita juga bisa mengambil hikmah dari orang yang pemarah bahwa tidak ada satupun orang yang merasa nyaman untuk bekerjasama dengan orang pemarah. Hal ini bisa menjadi motivasi kita untuk tidak menjadi orang yang pemarah.

Sumber : http://pengusahamuslim.com/3367-6-tips-menghadapi-1787.html

Ini dia penyebab anak menjadi Nakal

Agung Candra Setiawan

  • Sering kali seorang anak yang tidak patuh kepada orang tuanya atau sering membuat masalah di dalam keluarga atau di masyarakat disebut sebagai anak yang nakal. Bagi saya pribadi hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Selama anak-anak tidak terjerumus ke dalam perbuatan tindak kriminal, kenakalan seorang anak masih bisa dikatakan wajar.
    Saya teringat ketika masih duduk di bangku SMA. Saya memiliki seorang teman yang boleh dikatakan sangat nakal. Apalagi, guru-guru kami tidak sedikit yang memberi dia label nakal karena dia pernah kedapatan membawa senjata tajam ke sekolah hingga suatu hari terpaksa dia harus dikeluarkan dari sekolah karena kenakalannya. Kekhawatiran yang dialami oleh para guru beralasan, dikhawatirkan jika teman saya ini tetap berada di lingkungan sekolah dapat menjadi pengaruh buruk bagi teman-temannya yang lain sehingga keputusan pihak sekolah mengeluarkan dia dari sekolah dirasa adalah pilihan terbaik saat itu.
    Ibarat seorang pelaku kriminal, keputusan pihak sekolah mengeluarkan dia dari sekolah bagaikan menghukum seseorang tanpa pembelaan. Bukan bermaksud membela salah satu pihak, namun bagi saya keputusan mengeluarkan teman saya dari sekolah bukanlah solusi yang bijaksana tanpa usaha untuk mencari tahu apa yang sebenarnya menyebabkan teman saya ini bertindak hingga sedemikian nakal.
    Setelah 11 tahun berpisah, suatu hari saya bertemu kembali dengan teman saya tersebut. Dia telah menikah dan memiliki seorang anak, dia bekerja sendiri dalam artian dia sekarang adalah seorang pengusaha. Kami berbincang-bincang dan saling melepas kangen. Di tengah-tengah percakapan dia mengatakan selepas dikeluarkan dari sekolah dia tidak meneruskan pendidikannya lagi dan lebih memilih bekerja di luar kota. Hingga pada suatu hari keberuntungan berpihak kepadanya, dengan kegigihannya dia telah mengembangkan usaha kecilnya menjadi semakin maju tiap tahunnya. Dia sekarang telah menjadi seorang yang bisa dikatakan sukses, keluarganya bahagia dan dia sama sekali berbeda karakternya dari seorang yang pernah saya kenal 11 tahun yang lalu.
    Saya jadi berpikir, adalah tidak adil bila seseorang dicap sebagai seseorang yang nakal kalau hanya dilihat dari sisi perilakunya saja. Ibarat sebuah buku kita menghakimi isinya hanya dengan melihat sampul luarnya saja. Di dalam tulisan saya kali ini, saya mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan seorang anak bertindak tidak semestinya. Bagi saya sejauh seorang anak tidak melakukan tindakan kriminal dia tidak bisa dikatakan nakal, yang ada hanyalah:
  • Anak yang memiliki kontrol diri yang lemah

    Adalah seorang anak yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
  • Anak yang kurang kasih sayang orang tua

    Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sering kali menyebabkan kurang perhatian kepada anaknya. Tidak mengenalkan dan mengajarkan norma-norma agama kepada anaknya. Saat di sekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat perhatian dari orang lain, termasuk kepada gurunya.
  • Anak yang kedua orang tuanya tidak harmois atau bahkan bercerai

    Suasana di rumah yang tidak nyaman akan menyebabkan anak tidak fokus saat di sekolah. Kedua orang tua yang seharusnya melidungi dan memberi contoh yang baik justru menjadi akar permasalahan sebenarnya.
  • Anak yang menjadi “korban” dari saudara atau teman sepermainannya

    Tipe anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah “korban” dan berusaha untuk membalas dendam.
  • Anak yang mendapat tekanan dari orang tua

    Tekanan ini bisa berupa tuntutan orang tua yang terlalu tinggi akan prstasi anaknya di sekolah atau peraturan di rumah yang terlalu ketat/mengekang. Akibatnya bisa bermacam, anak bisa pendiam tapi juga bisa “nakal” karena merasa ingin bebas.
  • Anak yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga

    Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masalah ekonomi. Anak yang mengalami kekerasan di rumah, maka saat di sekolah ia akan menunjukkan sikap memberontak atau bahkan melakukan kekerasan seperti apa yang ia alami.
  • Anak yang salah bergaul

    Lingkungan sekitar tempat tinggal memang sangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perilaku seorang anak. Pergaulan yang kurang tepat atau salah dalam memilih teman bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.
    Demikianlah pendapat saya bahwa sesungguhnya seorang anak tidak patut dihakimi sebagai seorang yang nakal sebelum mengetahui latar belakang permasalahan dia sebenarnya. Harapan saya adalah sebagai orang tua atau pendidik di sekolah, Anda tidak lagi mudah memberi label seseorang sebagai seorang yang nakal sebelum menyelidikinya dan berusaha dengan sebaik mungkin membantunya untuk berubah.

     Sumber :  https://keluarga.com/514/pengasuhan/apa-penyebab-seorang-anak-bertindak-nakal

Cara Mengahadapi Anak yang selalu menangis

Apapun larangan yang Anda berikan, anak langsung menangis. Balita 2-3 tahun memang sensitif dan tidak suka mendengar kata “jangan” atau “tidak boleh.”  Bantu anak mengurangi tangisnya dengan ini:
  • Cek, apakah kebutuhan dasarnya terpenuhi. Ingat bahwa menangis adalah bentuk komunikasi dan anak usia ini masih mengembangkan kesadaran dirinya pada tingkat yang paling dasar, yang memengaruhi kapasitas mentalnya.  Pastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi.  Anak lapar, lelah dan mengantuk mudah menangis. 
  • Hindari kalimat perintah untuk menghentikan tangis, karena takkan berhasil. Tempatkan diri sejajar dengan anak, tatap matanya, letakkan tangan di bahunya . Ajukan pertanyaan terbuka mengapa dia menangis saat disuruh mandi.  Terkadang bukan soal disuruh mandi yang memicu anak menangis. Bisa saja, dia sebetulnya ingin dipeluk, atau  kelelahan. Bila tujuan  Anda semula memintanya mandi, peluk dan gendong anak ke kamar mandi. Jelaskan bahwa mandi akan membuatnya lebih segar.
  • Pelajari dan tandai, apakah anak menangis untuk memanipulasi atau memelajari perilaku Anda. Ingat kembali, apakah anak selalu menangis bila keinginannya tak dipenuhi.  Tolak tangisan manipulatifnya, tinggalkan dia sendiri. Jangan pernah kembali bila tangisnya berlanjut sebagai pembenaran perilakunya.  Kembalilah pada anak bila tangisnya berhenti agar dia paham bahwa percuma saja dia mengulang perilakunya.  
  • Terapkan gaya hidup sehat dengan mengenalkan anak pada keteraturan. Kenalkan makanan sehat, penuhi kebutuhan buah-buahan dan makanan camilan untuk menambah energinya yang selalu terpakai untuk bergerak. Pantau, apakah istirahatnya sepadan dengan kelincahannya.  Istirahat cukup bisa mereduksi kelelahan yang memicu tangisannya. Luangkan waktu untuk duduk berduaan, mendongeng atau membaca buku menjelang jam tidurnya agar anak beranjak tidur dengan pikiran  tenang dan santai.  
  • Buat gambar wajah. Gunakan piring kertas, gambarlah satu wajah menangis dan satu gambar wajah tersenyum. Untuk mengurangi tangisnya, minta anak mengambil gambar wajah sedih ketika dia sedih dan ambil gambar wajah senang ketika dia gembira. Sehingga Anda bisa lebih cepat menanggapi, bila dia mengambil gambar wajah sedih. Intervensi yang lebih cepat, bisa mencegah anak menangis.  
  • Terimalah perasaannya dengan berkata, “Bunda tahu kamu sedih, karena tidak boleh nuang jus ke lantai. Boleh nangis, tapi kamu tetap tidak boleh menuang jusmu di lantai.“ Ijinkan dia punya perasaan apapun, tapi Anda tetap harus tegas dengan aturan.  Kalau dia tetap menangis, katakan "Ya sudah, kalau kamu memang ingin nangis. Kalau sudah selesai kasih tahu Bunda, karena Bunda ingin tahu.”  Teknik ini untuk menolak tangisnya. Selama Anda yakin dia aman, biarkan dia sejenak, karena dia butuh melepaskan emosinya.
  • Minta dia mengatakan apa yang ingin dia katakan.  Di usia ini anak tidak selalu punya kemampuan untuk menyampaikan pikirannya.  Bantu dengan bertanya, “Sayang, kenapa kamu menangis?” Atau, “Sayang, kasih tahu Bunda, kamu mau apa?” Anda bisa terkejut, karena keinginannya kadang-kadang hanya sepele, misalnya “Aku mau krupuk,”  tapi dia menangis karena Anda menyuruhnya mandi. 
  • Bunda dan ayah harus kompak. Saat Bunda mendisiplinkan anak, ayah wajib mendukung. Bila salah satu mengalah pada tuntutannya, ia  akan mencoba mamanipulasi salah satu orangtuanya. Dengan demikian anak belajar membangun perilaku yang baik. (me)
Sumber :  http://www.ayahbunda.co.id/balita-psikologi/menghadapi-anak-yang-mudah-menangis-

Pisikologi Islam

 
Tulisan ini akan mengulas tentang Hakekat Psikologi Islam. Artinya dari sisi keilmuan, sebenarnya apa sih tujuan Psikologi Islam ? Jika seseorang belajar Psikologi Islam, sebenarnya apa yang dia pelajari dalam Psikologi Islam ? Lalu bagaimana cara yang paling mudah untuk mulai belajar Psikologi Islam ?
Apa Tujuan Psikologi Islam ?
Telah dinyatakan dengan sangat jelas di dalam al-Qur’an bahwa ajaran Islam merupakan panduan kehidupan yang memiliki visi rahmatan lil’alamin. Artinya membawa berkah kebaikan bagi seluruh alam. Seluruh alam ini bermakna meliputi segala kehidupan yang melingkupi manusia, alam, tumbuh-tumbuhan, atau dengan arti lainnya adalah alam semesta. Dengan visi yang demikian tentu saja, ajaran Islam tidak main-main dalam memberikan guideline yang jelas bagi kehidupan manusia.
Saya sering bertanya, kenapa sih manusia perlu diberi petunjuk ? Apakah manusia tidak mampu meraih kebaikan dan kebenaran tanpa harus ada petunjuk ? Saya menemukan jawabannya di dalam al-Qur’an yang menyatakan bahwa “sesungguhnya nafs yang ada dalam diri manusia, cenderung suka mengarahkan dirinya kepada hal-hal yang tidak baik.” Karena itu dengan kodrat kuasa Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim, Allah berkehendak manusia dapat meraih kebaikan dalam kehidupan ini dan menjadi faktor yang dapat mengembangkan kebaikan yang lebih luas bagi kehidupan alam raya.
Menurut saya ada dua alasan, mengapa Allah memberikan Islam sebagai way of life bagi kaum muslimin:
  1. Allah telah menggariskan bahwa manusia merupakan hamba Allah. Dan tugas seorang hamba adalah mengabdi pada Tuhannya dengan sebenar-benarnya pengabdian. Terkait dengan pengabdian tersebut, maka ada tata cara atau aturan yang harus dilaksanakan agar pengabdian tersebut dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan bagi si hamba. Karena itulah Allah memberikan petunjuk dan panduannya, yang berupa ajaran Islam.
  2. Allah juga telah mewariskan alam raya ini kepada manusia, agar manusia dapat memberikan kebaikan bagi alam semesta dengan mengelolanya sebaik mungkin bagi kehidupan manusia. Hasil yang diharapkan dari pengelolaan tersebut adalah tercapainya kebaikan bagi semua makhluk, kebahagiaan, dan ketentraman dalam kehidupan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka Allah memberikan kriteria “mana yang disebut baik dan mana yang disebut buruk”. Standar kebaikan atau keburukan tersebut bukan berdasarkan pandangan manusia, tetapi berdasarkan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah. Mengapa demikian, karena “baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah, buruk menurut manusia belum tentu buruk menurut Allah.
Dengan demikian tujuan mempelajari Psikologi Islam, menurut saya adalah:
  1. Berusaha memahami ajaran Islam agar dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab selama ini kita terlalu dikotomis dalam memahami ajaran Islam. Kita mengira bahwa ajaran Islam hanya berlaku untuk peribadatan semata. Jadi kalau kita mau sholat, puasa, haji, zakat, syahadat, baru kita bicara ajaran Islam. Tetapi pada saat kita bekerja, belajar, berinteraksi, berkreasi, kita menganggap bahwa itu bukan lagi ranah ajaran Islam. Padahal ajaran Islam melingkupi tatacara ibadah (ubudiyah) dan aktivitas kemanusiaan (muamalah).
  2. Memahami bahwa ajaran Islam bukanlah ajaran langit yang sangat tinggi dan mengawang-awang, apalagi abstrak. Ajaran Islam sangatlah membumi, tidak dibuat rumit untuk dipahami, konkrit, dan realistis. Mengapa demikian ? Karena ajaran Islam dianugerahkan kepada manusia, tentu saja bahasanya adalah bahasa manusia, pemahamannya adalah pemahaman manusia, pengaplikasiannya adalah untuk manusia.
  3. Menjadikan ajaran Islam sebagai objek keilmuan yang dapat kita ukur dan evaluasi naik dan turunnya keyakinan dan praktek keimanan kita umat Islam.
  4. Menggunakan ajaran Islam sebagai alat untuk mempermudah tugas dan visi manusia menjadi perpanjangan tangan Allah bagi kemaslahatan alam semesta.